mendegarkan cerita orang lain

Saturday, November 13, 2010 at 7:26am

saya punya segudang cerita,
tapi tidak tahu mulai dari mana,
mungkin dari hati saya sudah hancur berkeping-keping.

kita tidak pernah tahu, apa yang sebenarnya terjadi,
pada hidup orang-orang disekitar kita,
sesuatu yang sebetulnya dirasakan pada hati mereka,
sesuatu yang tidak bisa keluar dengan asal,
sesuatu yang dipendam.

kita hanya melihat, wajah-wajah cerah mereka,
bertegur sapa dan senyum
saling melempar basa-basi yang benar-benar basi
atau memamerkan isi mulutnya dengan suara-suara terkekeh.

tapi apakah kita pernah mencoba untuk masuk kedalam mulut yg terkekeh itu
menembus suara-suara hati mereka yang kebanyakan pilu,

"aduh.. gimana caranya ya besok bayar listrik?"
"mampus gw belom bayar utang nih ke bank, besok tagihannya dateng"
"duh, gimana ya besok, kerjaan banyak belom kelar.. ah bodo ah.."
"hmmm ni orang bau badan deh, geser dikit kali ya"
"boleh juga nih cewe, tapi dia udah punya pacar sih.. ahhhhh"

dan argumen lain yg berbeda keluarnya di wajah-wajah itu.
semua hanya berpaling karena paras cantik atau wajah ganteng,
dan terlebih lagi karena sohib sehidup semati.



--------------------


kadang, banyak yang tidak bisa menilai bijaksana,
kapan harus punya sifat ke-sohib-an itu, kapan tidak.
sungguh disayangkan kalau kalian yg sudah dewasa tidak memikirkan ini.
walaupun nilai kemanusian da ke-sohib-an kalian tinggi,
tapi lihat secara netral apa masalahnya. bukan memihak.

karena orang-orang seperti kalian akan merusak rasa kepercayaan
yg kalian berikan kepada orang yang membutuhkan rasa percaya,
kalau kalian membantu.
nyatanya hanya tipu belaka.

latar belakang orang berbeda,
sungguh iya membahagiakan lahir dari rahim ibu yg hartanya banyak
kalian tumbuh dengan mainan2 modern nan mahal
sekolah di sekolahan bergengsi
pakai handphone sejak Sekolah Dasar
dan pergaulannya ibukota punya

berbeda dengan si anak yang lahirnyapun tak tahu kapan,
harta sedikit
asupan gizi kurang
sekolah pas-pasan
tas sekolah dari SD sampai SMP pun sama
sepatu bolong dengan merk yang sudah lama pudar dimakan waktu

psikologis mereka akan tumbuh berbeda dahsyat.

si yang serba ada akan hanya bersantai-santai nongkrong di cafe
dengan obrolan seputar hobby yang bahkan tidak pernah lagi dijalani sekian tahun
atau mengomentari orang lain yang menurut mereka masuk list 'aneh'
bisa juga dengan menganggap enteng semua masalah
baik untuk sendiri dan orang lain.

sementara yang satunya sibuk bekerja siang malam demi sesuap nasi
malam berkumpul dengan keluarga dan makan secara musyawarah
hanya bersyukur atas apa yg diperoleh setiap harinya
dan memikirkan masalah lebih bijaksana
supaya bisa bangkit lebih pasti lagi
dan pasti tidak punya waktu untuk 'ngomentarin' orang lain.


---------------------


maka dari itu,
jangan melihat orang karena wajah-wajah manis mereka
sebelum kalian tahu bagaimana latar belakang mereka tumbuh
apa yang pernah mereka alami
apa yang mereka rasakan
apa yang mereka tidak pernah lupakan
apakah mereka sedang bersedih,
apakah mereka butuh teman bicara.

hanya melakukan hal gampang untuk mendengarkan orang bercerita masalahnya
memberi kesempatan orang lain untuk mengeluarkan rasa pilunya
dan tidak menghakimi secara asal.
karena menceritakan hal yang paling mendalam dihati, sangat tidak gampang,
bahkan cenderung susah.
mengutarakan jujur apa yang paling benar-benar dirasakan.

karena, kalian tahu, jujur terhadap perasaan itu susah sekali.
kita cenderung suka mengatakan "tidak" atau "sok tahu" kepada orang yg menebak-nebak
apa yg kita rasakan.

dan bagaimana kita bersikap untuk menanggapi masalah itu bukan dengan
menghakimi,
atau setelah ratusan kata, hanya dibalas kata "santai dulu".
hebat ya orang-orang yg 'dewasa' jaman sekarang,
hanya mau mendengarkan hal-hal manis saja,
begitu bertemu dengan hal-hal rumit,
maka dia hanya bungkam atau ya itu tadi "santai dulu".
katanya mau membantu? tapi malah menipu..
demi kebaikan? ah itu alasan lalu..

jadi silahkan menilai diri anda dikaca,
mau menjadi seperti apa kalian terhadap orang lain?

No comments:

Post a Comment